Pokerqq13 Situs Poker Online Terpercaya - Begitu banyak film yang mengangkat kisah tentang perjuangan hidup para penderita penyakit mematikan nomor satu didunia, kanker. Sebelum menonton film ini, terakhir saya menonton film 50/50 arahan Jonathan Levine yang dibintangi oleh Joseph Gordon-Levitt dan Seth Rogen tentang perjuangan hidup penderita kanker ganas, dimana film tersebut mampu keluar dari jalur kebanyakan film sejenis lainnya. Kembali lagi pada wedding Dress, film yang sangat menyentuh dengan latar belakang yang mampu memberi alasan mengapa film ini mengerti tentang arti kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, dan seorang anak kepada ibunya.
Inti cerita sederhana, tentang kehidupan seorang anak yang tinggal bersama ibunya setelah kematian ayahnya. Sora adalah gadis kecil putri semata wayang Go-eun (Song Yu Na), tidak seperti anak lainnya, keseharian sora yang suka menyendiri dikelasnya ditambah sora memiliki perselisihan dengan teman sekelasnya,Gina. membuat sora enggan untuk bergabung dan bermain bersama teman-temannya. Sang ibu yang berprofesi sebagai perancang gaun pernikahan terkenal, selalu sibuk mengurusi pekerjaannya, sampai sering kali kurang memberikan perhatian kepada sora, yang membuat sora lebih betah untuk tinggal bersama bibi-nya yang sangat menyanyanginya. Namun untuk menjadi seorang ibu yang baik, Go-eun juga tidak pernah menyerah dalam membahagiakan hari-hari sora, seperti usaha- usaha untuk mengembalikan senyum ketika sora merasa kesepian tanpa teman.
Itulah gambaran awal kisah dalam film ini, permulaan tentang perkenalan para karakter, latar belakang kehidupan sora dipaparkan diawal durasi. Walau terlihat membosankan diawal karena terlihat sedikit keteteran dan belum lagi cerita begitu datar. Namun jangan kecewa dulu,karena menginjak ke durasi berikutnya, cerita mulai di-eksplore dan semakin berkembang dan sangat menyentuh, yaitu ketika Go-en mengetahi bahwa dia mengidap penyakit kanker lambung, dan usianya sudah tidak lama lagi.
Baca Juga : One Day, Cinta Itu Manis, Lucu, Aneh Dan Tak Jarang Pula Menyesakkan Dada Seperti Rasa Cinta Itu Sendiri
Menyadari bahwa dia sudah tidak lama lagi meninggalkan sora menjadi yatim piatu, tanpa ayah dan ibunya disisinya. Membuat Go-eun merahasiakan penyakitnya, dan berusaha lebih keras menciptakan hari-hari terakhir indahnya bersama anak semata wayangnya, Sora. dan desain baju pengantin terakhir yang akan dia buat, akan dia persembahkan untuk Sora ketika dia sudah besar nanti.
Curiga, melihat ibunya yang sering meminum obat dalam jumlah yang banya, sora akhirnya mengetahui apa yang sedang dialami ibunya setelah sang bibi menceritakan kenyataan yang sbenarnya tentang penyakit yang dialami ibunya. Namun sora merahasiakan kepada ibunya bahwa dia tahu jika ibunya tidak lama lagi akan meninggalkannya. Sora tidak menyerah dan larut dalam kesedihan. Dia ingin membuktikan kepada ibunya bahwa dia mampu berubah menjadi lebih baik, dan memiliki banyak teman sehingga ibunya tidak perlu lagi kuatir kepadanya. Permintaan ibunya yang belum dia turuti, sora berusaha untuk memenuhinya, seperti ikut les balet, dan tampil dalam lomba balet, menjadi persembahan terakhir sora untuk ibunya.
Yang saya kagumi dalam film ini selain kisahnya yang mampu membuat mata bengkak, akting Kim Hyang Gi sebagai Sora mampu memainkan peran seorang anak yang suka menyendiri, tanpa teman dan tidak pernah menyerah, dan mampu membawa kisah kasih saya anak dan ibu makin mengharukan.
Dalam sekali pelajaran yang dapat dipetik dalam film ini yang tergambar dalam kasih sayang seorang ibu yang begitu besar kepada anaknya patut dibalas dengan kasih sayang anak kepada ibunya. Sangat direkomendasikan bagi pencinta film drama yang mengharukan. Dijamin menginjak durasi ke 60 menit, cerita semakin mampu menguras air mata. Selamat menonton dan selamat menangis.....
0 Comments