Dewi365 Situs Betting Online & Agen Poker Terpercaya - Dipasarkan sebagai film bergenre erotic-thriller, The Boy Next Doormungkin akan menarik perhatian sebagian penonton. Namun setelah selesai menyaksikannya, mungkin bakalan banyak yang merasa terkecoh, karena film ini tak layak dimasukkan dalam kategori mash-up tersebut maupun salah satunya. Mengangkat premis yang klise dimana seorang guru seksi yang diteror oleh pemuda psikopat, The Boy Next Door hanya menjadi film yang berada di level generik, meski punya cukup prospek.
Jennifer Lopez berperan sebagai Claire, seorang profesor literatur yang meski sudah cukup berumur tapi tetap tampil seksi. Bagaimana dia bisa menjaga penampilannya lengkap dengan rambut yang selalu tertata ala salon dan make-up rapi adalah pertanyaan yang tak saya temukan jawabannya hingga akhir film. Ngomong-ngomong, terlepas dari penampilannya yang bisa dibilang sangat menarik, Claire sedang mengalami kegalauan karena baru saja berpisah dari suaminya Garrett (John Corbett), sementara harus membesarkan anaknya yang beranjak dewasa, Kevin (Ian Nelson).
Trailler Film The Boy Next Door
Di masa-masa galau tersebut, Claire bertemu dengan tetangga baru Noah Sanborn (Ryan Guzman), seorang pemuda yang bisa dibilang too-good-to-be-true. Supel bergaul, punya sixpack dan otot bisep bagus (yang seringkali dilirik Claire), serta mahir memperbaiki mobil dan alat-alat mekanis. Tak lupa pula saya sebutkan, dia adalah seorang hacker komputer, atlit kickboxer, jago menembak, dan sering membantu Kevin saat sedang di-bully teman-temannya maupun saat pedekate dengan gadis yang ingin digebetnya.
Singkat cerita, beberapa kali pertemuan Claire dengan Noah menumbuhkan benih-benih asmara, dan saat kegalauan Claire mencapai puncak, terjadilah hubungan yang tak diinginkan. Yah ini tak berakhir bahagia, sebab keesokan harinya Claire dikejutkan dengan perilaku obsesif Noah yang semakin hari semakin parah, hingga membahayakan nyawanya dan keluarga.
Meskipun ada adegan erotis antara Claire dan Noah yang disajikan dengan cukup "panas", namun J-Lo tak pernah tampil polos di hadapan kamera. Berkat komposisi gambar yang baik, adegan tersebut hadir cukup sensual tanpa harus terlihat vulgar. Namun selain dari itu, sinematografi yang disajikan biasa-biasa saja.
Dibuat oleh sutradara Rob Cohen, yang pernah mengarahkan film yang enerjik semacam The Fast and the Furious dan xXx hingga film payah seperti Stealth dan Alex Cross, The Boy Next Door takkan menjadi filmografi yang bisa dibanggakan. Secara teknis, film ini tak jelek, namun untuk ukuran thriller juga tak punya faktor thrilling yang diperlukan.
Menurut saya yang membuat sebuah film thriller itu menegangkan adalah karena kita bisa mengasosiasikan betapa mengerikannya jika hal tersebut terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam film ini, kita takkan mendapat perasaan yang relatable. Semua terasa palsu dan dibuat-buat, mulai dari karakter Claire sebagai seorang profesor yang entah kenapa doyan berdandan seksi sepanjang hari dengan tengtop dan pakaian malam yang terbuka, hingga karakter Noah yang terlalu sempurna.
Baca Juga : Review Film Forest Gump, Ketika Keterbatasanmu Menjadi Emas Untuk Perkembanganmu
Ryan Guzman yang merupakan pentolan dari franchise Step-Upmenunjukkan penampilannya disini. Tampilan fisiknya memang meyakinkan, namun pembawaannya yang agak kekanak-kanakan malah tak pas dengan karakter psikopat yang seharusnya mengintimidasi.
Permasalahan terbesar datang dari naskah yang ditulis Barbara Curry. Tak hanya menghadirkan plot yang generik dan predictable, namun juga ditambah dengan dialog-dialog garing yang dipaksakan, seperti saat Noah yang memberikan buku klasik "The Iliad" edisi pertama, Claire berujar, "Edisi pertama?!?". Sebagai seorang profesor literatur tentu Claire sudah tahu bahwa tak mungkin seorang pemuda macam Noah — atau bahkan siapapun — mendapat buku edisi pertama dari karya literatur klasik yang dirilis saat jaman Yunani kuno. Di beberapa waktu, Claire punya kesempatan untuk melapor ada polisi dan hal itu tidak dilakukannya. Saya tak tahu alasan logis dari tindakan tersebut selain untuk memperpanjang durasi.
Beberapa adegan yang akhirnya punya energi adalah saat adegan kejar-kejaran mobil — Cohen menunjukkan kapabilitasnya dalam The Fast and the Furious — serta adegan akhir yang menurut saya cukup brutal. Disini ada beberapa adegan gore yang mungkin tak pernah anda kira akan terjadi dalam The Boy Next Door. Setidaknya, di bagian inilah saya baru merasa thrilled..
0 Comments